Didirikan oleh Luigi Bigarelli dan delapan
sahabatnya pada 9 Januari 1900 Societa Podistica Lazio nama pertama kali awal
berdirinya klub ini, merupakan perkumpulan beberapa cabang olahraga termasuk
sepakbola.
Lazio merupakan sebuah nama wilayah yang
didalamnya mencakup kota Roma sedangkan warna kebesaran Lazio yaitu biru langit
dan putih terinspirasi dari warna bendera Yunani,lambang elang dipilih oleh
pendiri untuk menghormati lambang tentara Kekaisaran Romawi yang dikenal
sebagai Aquila. Lencana Lazio saat ini memiliki Elang emas diatas sebuah
Perisai putih dengan Tepi biru, didalam Perisai namaKlub dan Perisai tempat
yang lebih kecil dengan Warna klub. Dua tahun setelah berdiri klub Lazio
melepas cabang olahraga lainnya setelah Bruno Seghettini,Staff Racing Club
Paris mengenalkan sepakbola.Tahun 1907 Dua tahun setelah berdiri klub Lazio
melepas cabang olahraga lainnya setelah Bruno Seghettini,Staff Racing Club
Paris mengenalkan sepakbola. Tahun 1907 merupakan tahun pertama Lazio mengikuti
kompetisi secara resmi.
Periode 1912-1913 Untuk pertamakalinya Lazio yang
diarsiteki Baccani meraih juara dalam Girone Laziale dan berhak lolos
kualifikasi ke kompetisi nasional untuk memperebutkan Scudetto.Namun,langkah
Lazio terhenti ditangan Pro Vercelli.
Periode 1913-1914 Pelatih Baccani kembali membawa
Lazio lolos ke final kompetisi yang menjadi Cikal bakal Serie A tapi Lazio
harus puas kembali menjadi finalis setelah kalah oleh Casale di final dengan
agregat 9-1. Tapi malang bagi Lazio karena setelah itu di musim musim
berikutnya lazio tenggelam.
Periode 1922-1923 Lazio yang masih dilatih
Baccani lolos lagi ketingkat nasional tapi hasilnya tidak lebih baik dari final
sebelumnya dan kini giliran Genoa yang memupus harapan Lazio meraih Scudetto
yang kalah agregat 6-1.
Periode 1936-1937 Sempat mencapai prestasi
tertinggi sejak Seri A digulirkan setelah menjadi Runner Up dibawah sang juara
,Bologna.Bintang Lazio musim ini Silvio Piola yang menjadikan dia sebagai top
scorer musim ini dengan 21 gol,pada musim ini Lazio dilatih Viola Tahun tahun
berikutnya ambisi Lazio meraih Scudetto selalu pupus.
Periode 1942-1943 Silvio Piola kembali menjadi
pencetak gol terbanyak Serie A dengan 21 gol tapi Lazio yang ditukangi pelatih
Popovic ini tak bisa meraih juara.
Periode 1949-1950 dan 1950-1951dibawah pelatih
Sperone. Periode 1951-1952 diarsiteki oleh Bigogno dan 1956-1957 Lazio dilatih
oleh Carver Lazio hanya bisa menempati posisi Keempat.
Periode 1957-1958 Diakhir musim kompetisi Serie A
,Lazio hanya bisa mencapai posisi ke 12.Satu gol dari Prini di final saat
melawan Fiorentina sudah cukup untuk mengantar Lovati (C) dan kawan kawan untuk
pertamakalinya menjuarai Piala Coppa Italia.Lazio saat itu dibesut oleh pelatih
Bernardini.
Periode 1960-1961 Lazio yang diarsiteki Flamini
terkena degradasi ke Serie B. Periode 1963-1964 Pelatih Lorenzo berhasil
membawa Lazio promosi ke Serie A. Periode 1967-1968 Degradasi lagi ke Serie B.
Periode 1969-1970 Kembali promosi ke Serie A. Periode 1970-1971, hanya bertahan
semusim d Serie A dan kembali degradasi.
Periode 1972-1973 Lazio yang dilatih Maestrelli
langsung menggebrak di musim ini sehingga begitu kompetisi berakhir bisa finish
di urutan kedua dibawah peraih scudetto,Juventus.
Periode 1973-1974 Untuk pertamakalinya sejak
berdirinya Biancoceleste pelatih Maestrelli berhasil meraih Scudetto dengan
andil sang bintang Giorgio Chinaglia sekaligus sebagai pencetak gol terbanyak
musim ini dengan raihan 24 golnya. Karena ulah Laziale yang menyerbu lapangan ketika
Lazio berlaga di piala UEFA musim ini saat melawan klub asal inggris,Ipswich
Town Lazio mendapat hukuman tidak boleh mengikuti Piala Champions Eropa musim
1974-1975. presiden lazio musim itu adalah Umberto Lenzini..
Periode 1978-1979 Bintang Lazio musim ini adalah
Bruno Giordano yang menjadi Capocanonieri Seri A dengan torehan 19 gol. Periode
1979-1980 Performa Lazio memprihatinkan sehingga harus rela musim berikutnya
berlaga di Seri B alias terjerat degradasi. Periode 1982-1983 Setelah terlibat
Skandal Perjudian Totonero 1980 yang membuat lazio terdegradasi , tahun ini Lazio
kembali berhasil promosi ke Serie A. Periode 1983-1984 Hanya bertahan semusim
di Serie A langsung degradasi lagi.
Periode 1986-1987 Masa terkelam dalam sejarah
Lazio diakhir musim kompetisi Serie B hanya menempati peringkat ke 16 sehingga
harus mengikuti partai flay off untuk bisa bertahan di Serie B atau jika kalah
harus rela berlaga di Serie C1,beruntung Lazio yang ditangani pelatih Eugenio Fascetti
menang 1-0 di play off lawan Campobaso,sebuah klub semi pro.
Periode 1988-1989 Pelatih Materazzi membawa Lazio
finish diurutan 10. Periode 1989-1990 Lazio meraih posisi kesembilan yang
dipersembahkan oleh pelatih Walter Materazzi. Periode 1990-1991 Dimusim
pertamanya menangani Lazio yang masih dimiliki oleh Gianmarco Calleri,Dino Zoff
hanya bisa membawa Lazio meraih peringkat 11. Periode 1991-1992 Musim keduanya
menangani Lazio hanya mencapai urutan 10. Prestasi Lazio dari tahun 1900 sampai
tahun 1992 : Piala Coppa Italia 1957-1958 dan Scudetto 1973-1974.
SERGIO CRAGNOTTI ( Presiden Lazio 1992-2002 )
Cragnotti mengambil alih Lazio pada hari Jumat 21
Februari 1992 dari tangan Presiden sebelumnya,Gianmarco Calleri.Melalui Cirio, sebuah
kelompok usaha yang bergerak di bidang makanan.Sehingga menempatkan Cragnotti
sebagai pemegang saham mayoritas Lazio dengan 51 persen dan membangun
biancoceleste menjadi sebuah klub yang disegani di Serie A.
Periode 1992-1993 Pendekatan Cragnotti langsung
membuahkan hasil pada musim ini Lazio yang masih ditangani pelatih Dino Zoff
menduduki posisi Kelima klasemen akhir Serie A. Serta menempatkan Giuseppe
Signori sebagai top scorer dengan 24 gol. Sejak itu Biancoceleste tak pernah keluar
dari kelompok lima besar.
Periode 1993-1994 Dino Zoff berhasil menempatkan
Lazio diposisi Keempat dan musim ini juga G.Signori untuk kedua kalinya
berturut-turut menjadi pencetak gol terbanyak Serie A dengan 23 gol.
Periode 1994-1995 Pada musim kompetisi ini Lazio
yang ditanganani pelatih asal Ceko, Zdenek Zeman menempati posisi Runner Up
dibawah sang juara,Juventus.
Periode 1995-1996 Zdenek Zeman harus puas dengan
hanya membawa Lazio duduk diperingkat ketiga dan G.Signori menjadi
Capocanonnieri (24 gol ) untuk ketiga kalinya dalam Empat musim terakhir Lega
Calcio Serie A.
Periode 1996-1997 Posisi Keempat klasemen diraih
Lazio pada musim kompetisi ini, hasil ini berakibat Zdenek Zeman dilengserkan
dan posisinya digantikan oleh pelatih asal Swedia yang sebelumnya menangani Sampdoria,
Sven Goran Eriksson.
Periode 1997-1998 Di musim pertamanya menangani
Lazio Sven Goran Eriksson hanya bisa menempatkan Biancoceleste diposisi ketujuh
pada akhir kompetisi tapi berhasil meraih Piala Coppa Italia pada 29 april 1998
setelah mengandaskan Milan 1-0 berkat gol Alesandro Nesta dan Piala Super Coppa
Italia serta Finalis Piala UEFA setelah dibekuk Inter Milan 3-0 di final.
Periode 1998-1999 Lazio harus puas menempati
posisi Runner Up setelah dipekan terakhir disalip Milan yang menjadi Scudetto.
Namun,kekecewaan tim asuhan Eriksson karena gagal merebut juara pada tahun ini
sedikit terobati dengan berhasilnya Lazio menjuarai Piala Winners edisi
terakhir dengan mengalahkan wakil Spanyol,Real Mallorca 2-1. *)
Pada Tahun 1999 Eriksson berhasil membawa Lazio
menjuarai Piala Super Eropa dengan menundukan juara Piala Champions asal
Inggris, Manchester United 1-0. Gol semata wayang Lazio dicetak Striker asal
Cile, Marcelo Salas.
Periode 1999-2000 Eriksson akhirnya berhasil
menjadikan Lazio sebagai peraih Scudetto dipekan terakhir kompetisi dan
dilengkapi dengan menjuarai Piala Coppa Italia dan Piala Super coppa dengan
menundukan Inter Milan.
Periode 2000-2001 Pelatih Dino Zoff pelatih
pengganti Eriksson yang mundur setelah meraih hasil buruk diawal2 kompetisi, gagal
mempertahankan gelar yang diraih Lazio musim lalu dan hanya finish diurutan tiga
tapi Strikernya, Hernan Crespo berhasil mengukuhkan diri sebagai pencetak gol
terbanyak dengan 26 golnya.
Periode 2002-2003 Dikala krisis keuangan parah
menimpa Lazio pada musim ini, yang memaksa Cragnotti mengundurkan diri,Lazio
yang dilatih mantan bintangnya yaitu Roberto Mancini masih bias menempati
posisi Keempat.
Periode 2001-2002 Lazio meraih hasil buruk diawal
kompetisi dan gagal lolos kualifikasi Liga Champions sehingga Dino Zoff harus
rela digantikan oleh Alberto Zaccheroni tapi hasilnya hanya posisi Keenam diakhir
kompetisi.
Jumat 13 Desember 2002 itulah terakhir kiprah
Sergio Cragnotti dan keluarganya bersama Lazio,dihadiri semua pemegang saham
Sergio Cragnotti mengundurkan diri. Prestasi Lazio semasa Presiden Cragnotti :
Semua gelar dipersembahkan oleh Pelatih Sven
Goran Eriksson,
Piala Coppa Italia 1997-1998 dan 1999-2000
Piala Super Coppa Italia 1998 dan 2000
Juara Winners Cup 1998-1999
Piala Super Eropa 1999
Scudetto 1999-2000
UGO LONGO ( Presiden Lazio 2003 )
Setelah Sergio Cragnotti mengundurkan diri Lazio
dikendalikan oleh Ugo Longo pengacara klub sebagai Presiden yang baru dan
mengangkat direktur umum AC Parma Luca Baraldi sebagai administrator klub. Ugo
Longo meninggal karena sakit pada tanggal 16 maret 2009 dalam usia 68 tahun.
Periode 2003 -2004 Lazio dibawah asuhan Roberto
Mancini berhasil menempati urutan Keenam diakhir kompetisi dan menjuarai Piala
Coppa Italia serta Finalis Piala Super Coppa setelah dijungkalkan Milan 3-0.
Prestasi :
Juara Piala Coppa Italia 2003-2004
CLAUDIO LOTITO ( Presiden Lazio 2004- sekarang)
Setelah melewati tarik ulur selama kurang lebih
setahun dan hampir saja dinyatakan bangkrut, Lazio akhirnya mendapatkan orang
yang menjadi penyelamat biduk yang hampir saja tenggelam. Dia adalah Claudio
Lotito yang memiliki bisnis usaha :Cleaning (Snam & Linda),Catering (Bonadea),Real
Estate ( Imobiliare Appia & Imobiliare 3),Jasa pengamanan rahasia (Roman
Union Security),serta Layanan perbaikan boiler gas ( Gasoltermika ). Banyak
orang menyebutnya " gila " karena mau mengeluarkan dana yang tidak
sedikit demi menyelamatkan Lazio yang hutangnya mencapai 200 juta pounds.Lotito
rela menggelontorkan dana 21 juta uero sehingga berhak atas 32 persen
kepemilikan Biancoceleste,membuatnya tampil sebagai pemegang saham mayoritas menggeser
Capitalia. Lotito menunjuk Walter Sabatini sebagai Direktur Olahraga.Sabatini
Eks Pelatih Lazio Primavera.
Periode 2004-2005 Musim pertama Lazio ditangan
Presiden baru,Lotito.Finish diurutan ke 10.
Periode 2005-2006 Sebelum skandal Calciopoli
mencuat kepermukaan perolehan Lazio musim ini cukup menggembirakan hingga akhir
musim menduduki urutan Enam sehingga berhak mengikuti kualifikasi Piala UEFA.
Namun,kesempatan itu sirna karena Lazio mendapat pemotongan poin sehingga
posisinya turun keposisi 13.
Periode 2006-2007 Lazio harus mengawali musim ini
dengan minus 7 poin lantaran terlibat Moggiopoli tapi biancoceleste sukses
menempati peringkat ketiga diakhir kompetisi.
Periode 2007-2008 Performa Lazio musim ini hancur
hancuran dengan hanya ada diperingkat ke 12 Serie A. Sebuah hasil yang
mengecewakan terutama setelah sukses menempati peringkat ketiga pada musim sebelumnya.
Periode 2008-2009 Lazio hanya bisa finish
diurutan ke 10 tapi berhasil meraih gelar Piala Coppa Italia 2009 dengan
menundukan Sampdoria dan Piala Super Coppa setelah mengalahkan peraih Scudetto
musim ini Inter Milan 2-1.
Periode 2009-2010 Tampil apik di dua pekan
pertama tapi sampai libur Januari ini Lazio masih belum bisa beranjak dari
papan bawah dan tersisih di di Ueropa League,pergantian pelatih dari ballardini
ke reja berdampak positif buat lazio yang akhirnya selamat dari jeratan
degradasi dengan memenangkan empat dari enam laga terakhir dan kemenangan atas
udinese di pekan ke 36 memastikan lazio finish di urutan 12 klasemen akhir seri
A.
Prestasi sampai 2009 dibawah Presiden Claudio
Lotito :
Piala Coppa Italia 2008-2009 ( Pelatih Delio
Rossi)
Piala Super Coppa Italia 2009 (Pelatih Davide
Balardini )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar